Ketidakadilan Sosial Terhadap Kaum Waria dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari

Abstract

Penelitian ini membahas bentuk-bentuk ketidakadilan sosial terhadap kaum waria yang digambarkan dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari. Dengan menggunakan teori psikoanalisis Freud, penelitian ini menganalisis tokoh utama, Sasana, yang mengalami pergulatan batin terkait identitas gendernya di tengah tekanan sosial dari masyarakat yang berideologi dominan patriarki. Melalui tokoh Sasana, novel ini mengangkat berbagai bentuk ketidakadilan sosial seperti diskriminasi, persekusi, dan penolakan yang dialami oleh kaum waria. Konflik internal yang dialami Sasana karena gender dysphoria serta konflik eksternal yang melibatkan perlakuan tidak adil dari masyarakat dan aparat hukum, menjadi fokus utama dalam penggambaran ketidakadilan ini. Analisis psikoanalisis membantu menjelaskan dampak psikologis yang dihadapi Sasana, termasuk perasaan tertekan, penolakan sosial, dan ragam kekerasan lain yang diterimanya. Penelitian ini menunjukkan bahwa novel Pasung Jiwa memberikan kritik terhadap masyarakat yang masih memandang rendah kaum waria dan memperlihatkan perlunya perubahan sikap terhadap identitas gender yang beragam. Melalui analisis ini, pembaca diharapkan dapat lebih memahami dampak ketidakadilan sosial terhadap kaum waria dan pentingnya memperjuangkan hak-hak yang setara bagi setiap individu, utamanya bagian dari kelompok termarginalkan.

Kata Kunci : ketidakadilan sosial, Pasung Jiwa, psikoanalisis, waria

ABSTRACT

This study examined the forms of social injustice against transgender individuals as depicted in Okky Madasari’s novel Pasung Jiwa. The research employed Freud’s psychoanalysis theory to examine Sasana, the main character, as they grappled with their gender identity and faced social pressures from a predominantly patriarchal society. Through Sasana’s character, the novel highlighted various forms of social injustice, such as discrimination, persecution, and rejection faced by transgender individuals. The internal conflict experienced by Sasana due to gender dysphoria, along with external conflicts involving unfair treatment from society and law enforcement, served as the primary focus in portraying this injustice. Psychoanalysis helps elucidate the psychological impacts faced by Sasana, including feelings of oppression, social rejection, and various other forms of violence they endured. This study demonstrated that Pasung Jiwa offers a critique of a society that continued to demean transgender individuals and underscored the need for a change in attitudes toward diverse gender identities. Through this analysis, readers were expected to gain a deeper understanding of the impact of social injustice on transgender individuals and the importance of advocating for equal rights for every individual, especially those who were marginalized.Keywords: social injustice, Pasung Jiwa, psychoanalysis, transgender